Kinerja
diartikan sebagai prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan
standar yang ditetapkan.
Secara
etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana
dikemukan oleh Mangkunegara (2007) bahwa isitilah kinerja dari kata kata job
performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan padanya. Lebih lanjut Mangkunegara (2007)
menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja
individu dan kinerja organisasi. Nawawi (2004) menyatakan bahwa, “Kinerja
adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/ material maupun
non fisik/ non material. Menurut Simanjutak (2005), ”Kinerja adalah tingkatan
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Simanjuntak juga mengartikan
kinerja individu sebagai tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari
sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu”. Foster dan Seeker (2001) menyatakan bahwa, “Kinerja adalah hasil
yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang
bersangkutan”. Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi
kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan,
sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dan kinerja
kelompok.
Faktor Kinerja
Mangkuprawira
dan Hubeis (2007) menyebutkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor
intrinsik dan ektrinsik pegawai.
a. Faktor
– faktor intrinsik yang mempengaruhi kinerja pegawai terdiri dari pendidikan,
pengalaman, motivasi, kesehatan, usia, keterampilan, emosi dan spiritual.
b. faktor ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja pegawai terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik, kepemimpinan, komunikasi vertical dan horizontal,
kompensasi, kontrol berupa penyeliaan, fasilitas, pelatihan, beban kerja,
prosedur kerja, system hukuman dan sebagainya.
lebih
lanjut Mangkuprawira dan Hubeis (2007) menguraikan faktor-faktor tersebut sebagai
berikut :
a)
Faktor Personal, faktor personal pegawai meliputi unsur pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu,
b)
Faktor Kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan dan team leader dalam
memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja kepada karyawan,
c)
Faktor Tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
dalam satu team, kepercayaan terhadap sesama anggota team, kekompakan, dan
keeratan anggota team,
d)
Faktor Sistem, meliputi system kerja, fasilitas kerja dan infrakstruktur yang
diberikan oleh organisasi, kompensasi dan proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi,
e)
Faktor Kontekstual, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan
internal
Peningkatan
Kinerja
Upaya
peningkatan kinerja karyawan merupakan salah satu faktor utama bagi perusahaan
dalam mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan
kinerja karyawan, diantaranya: gaji, lingkungan kerja, dan kesempatan
berprestasi. Dengan gaji, lingkungan kerja, dan kesempatan berprestasi
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan perusahaan. Kinerja menunjukkan
kemampuan karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya, dapat diartikan atau
dirumuskan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan
(input). Hasibun (2003). Apabila produktivitas naik hanya dimungkinkan oleh
adanya peningkatan efisiensi (waktu, bahan, tenaga), dan sistem kerja, teknik
produksi, dan adanya peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Seperti
telah dikutip di atas bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu:
a.
Kompetensi individu, meliputi: Kemampuan dan keterampilan: kebugaran fisik dan
kesehatan jiwa, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja dan motivasi dan
etos kerja: bekerja sebagai tantangan dan memberi kepuasan,
b.
Dukungan organisasi, meliputi: Pengorganisasian, penyediaan sarana dan
prasarana kerja, pemilihan teknologi, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi
dan syarat kerja,
c.
Dukungan manajemen, meliputi: Mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan dan potensi
kerja, Mendorong pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan, Membuka kesempatan
yang luas bagi pekerja untuk meningkatkan kemampuan, Membantu pekerja dalam
kesulitan melaksanakan tugas, Membangun motivasi kerja, disiplin kerja dan etos
kerja, yaitu: menciptakan variasi penugasan,
membuka tantangan baru, memberikan penghargaan dan insentif, membangun
komunikasi dua arah (Simanjuntak, 2005).
0 komentar:
Post a Comment