1.
Definisi
Perilaku Keorganisasian
Sebelum
kita memaknai apa itu perilaku keorganisasian, maka kita harus melihat lebih
dahulu melihat contoh dari semut.
Mengapa semut? Semut itu tidak banyak bicara, tapi diam-diam menghasilkan. Ia bergotong royong untuk mencapai tujuan bersama yakni membangun sarang semut (tempat ia tinggal) bersama dengan keluarganya. Nah beranjak dari situ, maka kita dapat menyimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah perilaku manusia itu sendiri yang tunduk pada aturan-aturan, perintah dan prinsip-prinsip keorganisasian tanpa alasan untuk tawar-menawar untuk mencapai tujuan bersama. Hal yang penting harus diingat: seseorang harus taat pada organisasi, maka organisasi akan menyukseskan orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
Mengapa semut? Semut itu tidak banyak bicara, tapi diam-diam menghasilkan. Ia bergotong royong untuk mencapai tujuan bersama yakni membangun sarang semut (tempat ia tinggal) bersama dengan keluarganya. Nah beranjak dari situ, maka kita dapat menyimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah perilaku manusia itu sendiri yang tunduk pada aturan-aturan, perintah dan prinsip-prinsip keorganisasian tanpa alasan untuk tawar-menawar untuk mencapai tujuan bersama. Hal yang penting harus diingat: seseorang harus taat pada organisasi, maka organisasi akan menyukseskan orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari: Ada orangtua murid yang melaporkan guru Matematika
tempat anaknya bersekolah karena diduga oknum guru tersebut melakukan kekerasan
fisik kepada anaknya. Anaknya bercerita kepada orangtua (Ayahnya) kalau dia
dipukul oleh gurunya karena tidak mengerjakan PR. Tetapi pada kenyataannya
adalah anak tersebut memang tidak mengerjakan PR dan dihukum oleh gurunya untuk
keluar dari kelas. Namun pada saat ingin berjalan meninggalkan tempat duduknya
ia terjatuh karena tidak sengaja pada saat berjalan menyandung kaki temannya
dan dahinya terbentur pada meja. Penjelasan: Perilaku anak tersebut tidak
mencerminkan perilaku keorganisasian. Mengapa demikian? Karena anak tersebut
tidak taat kepada gurunya. Seharusnya sebagai murid ia harus taat pada
kewajibannya untuk mengerjakan PR. Andai anak tersebut mengerjakan PR, pasti
tidak akan ada pihak yang dirugikan seperti ini.
2.
Hubungan
Perilaku Individu dengan Perilaku Organisasi
Hubungan
perilaku individu dengan perilaku organisasi dimulai dari tahap seleksi.
Seleksi ini bisa dilakukan di sebuah organisasi, misalnya di perusahaan,
sekolah bahkan partai politik. Terdapat batasan-batasan tertentu di dalam
perilaku individu. syarat utama dalam berperilaku organisasi yakni: harus
berhati-hati. Penjelasan: ada pencalonan Ketum (Ketua Umum) di Partai A, maka
seseorang yang ingin mendaftarkan diri sebagai Ketua Umum harus memenuhi syarat
dan ketentuan yang telah ditetapkan bersama, Misalnya: harus WNI, sehat jasmani
maupun rohani dan lain sebagainya.
Penting
bahwa
|
Organisasi
mendidik individu menjadi baik,
Di
dalam organisasi tentunya terdapat aturan-aturan yang secara langsung maupun
tidak langsung dampak dari aturan tersebut menguntungkan kedua belah pihak.
|
Harus
terintegrasi,
Dalam
organisasi tentunya ada kerja team.
Dimana team satu dengan team lainnya harus terintegrasi dengan
baik demi kelancaran dalam mengerjakan tugas.
|
|
Menyumbangkan
Kreativitas dan Pikiran,
Ini
merupakan tingkatan tersulit sebagai karyawan. Dimana karyawan sebisa mungkin
harus menyalurkan ide-idenya yang cemerlang untuk kemajuan organisasi.
|
|
Contoh
|
Datang
tepat waktu dan pulang tepat waktu. Terdapat antrean yang panjang pada saat
mengurus E-KTP. Hal ini disebabkan ada beberapa Pegawai kelurahan yang datang
telat. Andai pegawai tersebut tidak telat maka masyarakat tidak menjadi
korban dari keterlambatan pihak Kelurahan dan menghemat waktu. Yang tadinya
bisa mengurus satu jam, ini bisa lebih dari satu jam.
|
3.
Hubungan
Perilaku Kelompok dengan Perilaku Organisasi
Tujuan
dibentuknya kelompok adalah untuk menyukseskan sebuah organisasi dengan lebih
maksimal dan efiseien dalam hal waktu. Contoh : sebuah pabrik botol minum merk
T. pemikiran orang “kalau udah punya satu ya ngapain sih beli lagi. Toh tempat
minum begitu-begitu aja kan, yang penting bisa buat bawa minuman”. Nah pabrik
tempat minum pandai membaca keinginan pasar. Akhirnya si pemiliki pabrik ini
melakukan rapat dengan team producing dan team marketing. Topik utamanya adalah
bagaimana cara meningkatkan penjualan dengan cara memenuhi keinginan pasar. Targetnya
adalah wanita. Kenapa wanita? Karena wanita memiliki hobi belanja. Akhirnya team producing menciptakan tempat minum
yang anti tumpah dengan desain hello
kitty, printing hello kitty dengan warna yang menarik. Dengan memberikan
jaminan gambar atau printing tidak mudah hilang, anti pecah, anti tumpah.
Selanjutnya team marketing menjalankan
tugasnya dengan memberikan harga promo dan hadiah menarik seperti gantungan
botol, dan wadah untuk menaruh tempat minum. Ternyata kondisi di lapangan
sesuai dengan target. Produk laris di pasaran dan konsumen menyukainya.
Penting
bahwa
|
Jadi di dalam kelompok solidaritas
atau kerja sama itu penting demi kemajuan organisasi dan kelompok.
Tidak adanya omong kosong dan
membanggakan diri sendiri. Karena di dalam kelompok, jika kerjanya baik maka
semua orang yang ada di team
tersebut memang baik, meskipun hanya beberapa orang saja yang melakukan
pekerjaannya.
Tanpa ada budaya organisasi tidak akan
ada perilaku organisasi yang baik
|
4.
Hubungan
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
Untuk
berada di jalan yang benar, organisasi harus dituntun oleh seorang pemimpin.
Pemimpin yang baik harus berani memberikan teguran dan contoh yang baik baik
bawahannya. Bukan hanya omong kosong semata, tetapi harus dibuktikan dengan
tindakan yang nyata. Jadi disini pemimpin harus menegakkan perilaku organisasi.
Contoh:
Pak Rahmat merupakan pemilik pabrik tekstil. Dalam kesehariannya ia mengajarkan
pada karyawannya untuk berperilaku hemat. Pak rahmat mengingatkan karyawannya
agar berperilaku hemat dengan contoh kecil misalnya: sehabis mengambil wudhu, keran
wudhu di tutup dengan rapat, agar tidak ada tetesan air yang terbuang secara
percuma, setiap selesai meninggalkan ruangannya lampu dan kipas angin selalu
dalam kondisi off. Dalam hal ini pak
Rahmat tidak hanya memberikan peringatan untuk berperilaku hemat melainkan
dengan perilaku yang nyata. Maka karyawan berhak mengatakan bahwa pak Rahmat
adalah pemimpin yang baik, yang dapat dijadikan panutan oleh karyawannya.
5.
Keterkaitan
dengan Konflik
Konflik
terjadi karena semua orang boleh berbeda pendapat. Hal ini lumrah terjadi di
dalam organisasi. Di dalam organisasipun bisa terdapat konflik. Bagaimana cara
mengatasi konflik di dalam organisasi?. Jawabannya adalah dengan mengalah.
Contoh:
konflik terjadi di dalam regu piket di SD Taubah. Permasalahannya adalah: di
dalam regu piket terdapat 6 orang siswa, dan perlatan bersih-bersih yang ada
hanya 1 buah sapu ijuk dan 1 buah alat pel. Maka yang piket hanya 2 orang saja.
Sedangkan ada aturan bahwa kalau tidak piket maka aka nada denda. Jadi konflik
disini adalah tidak tersedianya alat kebersihan yang memadai untuk regu piket. Konflik
tersebut bisa diatasi dengan pembagian waktu yang adil. Misalnya setiap orang
diberi jatah waktu menyapu dan mengepel masing-masing 5 menit.
6.
Keterkaitan
Struktur Operasi dengan Perilaku Organisasi
Struktur
adalah susunan berbagai hal yang memungkinkan manusia untuk bekerja. Misalnya
orang bekerja di suatu perusahaan. Tapi ia tidak tahu urutan kerjanya seperti
apa, kerjanya apa saja. Bukan berarti orang tersebut tidak bisa mekerja
melainkan struktur kerjanya yang tidak jelas.
Contoh:
Seorang pengendara mobil yang di tilang di daerah Larangan Ganjil-Genap. Pada
saat di lakukan pengecekan kelengkapan kendaraan oleh polisi, dan diberitahu
kesalahannya apa oleh polisi. Dan pengendara mobil memberikan alasan bahwa ia
tidak mengetahui adanya system ganjil genap di jalan yang ia lalui. Lalu polisi
memberikan penjelasan bahwa system ganjil genap sudah di uji cobakan selama
sebulan terakhir. Kemudian polisi memberikan surat tilang, namun pengendara
mengajak “damai” dengan memberikan uang kepada polisi. Awalnya polisi itu
menolak. Tetapi pengendara menambahkan nominal uang kepada polisi, dan pada
akhirnya polisi tersebut tergiur dan menerima uang “damai” dari pengendara.
Contoh
tersebut menunjukkan bahwa perilaku organisasi tidak berjalan dengan baik
karena kepemimpinan tidak hadir dalam struktur operasi.
7.
Keterkaitan
Perilaku Organisasi dengan Struktur Kerja
Kita
harus memahami perbedaan mendasar antara struktur operasi dengan struktur
kerja. Yang menjadi perbedaannya yaitu, struktur operasi lebih meluas kea rah
lingkungan, perilaku organisasi bersifat umum. Sedangkan struktur kerja lebih
menyempit, perilaku organisasi bersifat khusus.
Di
dalam struktur kerja terdapat wewenang kerja, yakni keputusan untuk mengerjakan
tugas demi menyukseskan perlaku keorganisasian. Seseorang dapat gagal dalam
melaksanakan tugas bisa jadi karena ia tidak memiliki wewenang untuk
mengerjakan tugas tersebut, bukan karena ia pemalas.
Contoh:
Cleaning Service Go Clean (aplikasi
dari Go-Jek) membersihkan rumah salah satu pelangan. Maka ia sudah mempunyai
standar bagaimana membuat rumah menjadi bersih. Ia membawa semua alat
kebersihan seperti vaccum cleaner, alat pel, sapu, pembersih kaca, pembersih
lantai, pembersih porselin, pengharum ruangan, serta lap. Ia membersihkan
seluruh ruangan di rumah di mulai dari merapihkan barang-barang yang tergeletak
sembarangan, menyapu hingga mengepel.
8.
Keterkaitan
Perilaku Organisasi dengan Perubahan
Manusia
mengalami perubahan di setiap detiknya. Mau tidak mau, suka tidak suka perilaku
manusia juga mengalami perubahan. Perubahan terjadi salah satunya karena
pengaruh dari perkembangan teknologi. Maka yang harus dilakukan manusia ialah
menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang ada.
Contoh:
pada zaman dulu Indonesia melakukan transaksi jual-beli dengan system barter.
Namun semakin berkembangnya teknologi terciptalah uang sebagai satu-satunya
alat pembayaran yang sah saat transaksi jual beli. Namun di era tahun 2000an
makin berkembang dengan istilah transaksi dengan menggunakan fasilitas ATM
(Anjungan Tunai Mandiri) yang membuat manusia tidak perlu repot-repot membawa
uang yang banyak. Namun lama-kelamaan berkembang lagi menjadi transaksi via online yang dikenal dengan m-Banking dengan bermodalkan internet
atau menginstall aplikasi lewat smartphone.
9. Keterkaitan
Peran dengan Perilaku Organisasi
Organisasi
terdiri dari status-status yang terkait erat dengan dimana ia tinggal. Setiap
orang harus berperan dan tahu cara berperan dengan menghasilkan perilaku yang
diharapkan. Alih-alih peran: seseorang harus tahu status dan perannya di
masyarakat.
Contoh:
Pak Ridwan membuat pabrik pembuatan perlengkapan ibadah haji dan umroh dengan
memperkerjakan isrinya dan kedua anaknya karena itu dinamakan bisnis keluarga.
Ia mempercayakan istrinya untuk mengelola keuangan, anak bungsunya
bertanggungjawab untuk menyalurkan ke toko-toko, dan anak sulung dipercayakan
untuk membeli bahan baku. Pada saat di pabrik ke tiganya menjalankan peranannya
masing-masing. Tetapi di rumah istrinya tetap menjadi ibu rumah tangga, dan
kedua anaknya tetap berperan sebagai anaknya yang harus patuh kepada kedua
orangtuanya. Permasalahan yang ada di pabrik tidak akan dibawa saat mereka ada
di rumah. Mereka dapat bekerja secara professional dan dapat membedakan
0 komentar:
Post a Comment